Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

KKN Horor Story-KKN 2016 (Didominasi Kejanggalan, Tawa dan Tangisan Part 2)

 KKN Horor Story-KKN 2016

(Didominasi Kejanggalan, Tawa dan Tangisan Part 2)

 

“Ndi bangun Ndi!! Denger ada suara orang nangis enggak?!” Bang Aris tiba-tiba membangunkanku, dengan panik.

“Ki!! Gas! Bangun.. coba cek temen di kamar depan” perintahnya lagi, berhasil membuat ku dan kedua teman lain bangun.

Kalian bisa pikirin bagaimana suara seorang perempuan sedang menangis, susah untuk dijelaskan dalam bentuk tulisan. Pokoknya, itu bikin merinding karena perempuan itu menangis tengah malam.

“Tadi kata Nina enggak ada yang nangis, semua pada tidur Bang” ucap Bagas setelah mengkonfirmasikan pada Nina yang tidur bersama keempat teman perempuan yang lain. Mereka semua sudah tidur, dan dipastikan tidak ada yang sedang bermimpi atau mengingau juga.

Suara tangisan itu berhenti tak lama kami sibuk mencari keberadaannya. Kami memutuskan untuk kembali ke kamar dan tidur kembali.

Tapi….

Tidak semudah itu ferguso

“Astagfirullahaladzim—“ suara Bang Aris kembali membangunkan kami. Kali ini aku tidak berbohong, ini yang paling mengerikan dibanding suara lainnya.

“Ndi—“

“Bang, kita baca ayat kursi bang”

Kami berempat benar-benar dibuat kelimpungan sama suara itu. Setelah perempuan itu menangis sekarang tertawa dengan riangnya. Memang benar, tidak ada yang tahu dengan mood nya perempuan tiba-tiba menangis tiba-tiba ketawa. Haduh!

Tapi masalahnya perempuan yang satu ini beda, tidak kelihatan dimana keberadaannya.

***

Kejadian tadi malam kami rahasiakan sebisa mungkin dari teman perempuan di sekretariat. Kejadian itu kami anggap sebagai malam kesialan bagi kami berempat.

Pagi ini, kami semua berangkat menuju balai desa untuk melakukan program kerja dan juga mendatangkan Bang Aris selaku pengisi materinya. Yang kami tahu, setelah berbagai macam suara menyeramkan tadi malam terdengar Bang Aris benar-benar ketakutan dan merasa tidak tenang. Tapi salutnya, Bang Aris tetap bersikap biasa seolah dirinya tak mengalami kejadian janggal itu. Dia tetap melaksanakan tugas dengan baik dan beruntungnya kami mendapatkan apresiasi dari para warga yang ada disana.

“Sttt!! Kok jadi pada tidur di ruang tamu Ki?” tanya Nina dengan nada berbisik setelah acara selesai kami sibuk membereskan balai desa bersama.

“Oh, itu Na.. enggak apa-apa kok” jawab Eki sambil mengangkat kursi, memindahkannya ke gudang

“Emang siapa yang nangis tadi malam Ki? Masa Bagas tiba-tiba gedorin pintu, terus nanyain siapa yang nangis di kamar?” lagi, Nina masih penasaran.

“Enggak tahu Na—“ Eki sedikit jengah. Belum sempat menjawab lebih lengkap, Bagas menyela

“Mbak K—Na” Bagas melanggar janji yang kami buat untuk tidak membeberkan kejadian tadi malam pada orang lain.

“Ha?! Beneran?!!!”

“Ada lagi Gas?!” itu suara Bang Tigor, yang tiba-tiba jadi ikutan nimbrung. Masih ingat Bang Tigor kan? Yang nyeritain kisah pemuda naik motor boncengin Mbak K. “Kelihatan orangnya Gas?!” Bang Tigor menanyai Bagas dengan napas memburu.

“Enggak tahu Bang. Denger suaranya aja sudah merinding, apalagi ketemuan”

“Sering ya Gas kayak gitu?”

“Coba tanya Eki yang lebih pengalaman” Bagas menyerahkan pertanyaan tadi kepada Eki, dengan wajah pasrah untuk menceritakan semuanya.

“Ada satu lagi Bang, Bagas dan Wondi juga enggak tahu. Aku juga sering denger dia minta tolong. Tapi yaaa, masa bodoh aja soalnya sudah keseringan nanti juga suaranya hilang sendiri”

“Ki, aku keluar duluan ya” ucap Nina, yang lebih dulu menyelesaikan percakapan. Gadis itu pasti tidak nyaman dengan cerita Eki dengan Bang Tigor.  Tapi akhirnya kedua pemuda itu juga menyusul keluar, membicarakan hal ini pula dengan anggota KKN ku yang lain.

***

“Apa kita beritahu Bu Ida aja ya Bang?” usul Bagas yang sudah tak tahan dengan beban ketakutan di rumah itu. Lagipula waktu KKN masih setengah bulan lagi, mereka harus tahan lebih lama di rumah itu dengan berbagai hal anehnya.

“Boleh. Tapi kalian tanyakan baik-baik ya, jangan sampai Bu Ida merasa tersinggung” Bang Edo ikut menengahi permasalahan. “Kalian harus extra beribadah dan berdoa, makhluk seperti itu dimana saja pasti ada. Selagi kita tidak macam-macam, dia juga begitu.”

“Bukannya nakutin nih ya, tapi kalian juga harus tahu. Kalau ada rumah kosong yang enggak jauh dari sekretariat itu, dulunya pernah kejadian gadis mati bunuh diri” ini suara Bang Tigor, yang paling banyak tahu cerita mengerikan di desa nya.

“Apa mungkin itu Mbak—“

“Yaaaa…. Kita enggak pernah tahu Ki”

“Sudah kita akhiri ya, Bang Aris juga siap mau berangkat pulang. Ayo ke depan, dia mau pamitan juga” Bang Edo lagi-lagi menyudahi perbincangan horror ini.

***

Kejadian itu terus berulang hingga rasa takut ini tak lagi menyelimuti. Kami juga sudah lama tidak menempati kamar belakang dan berpindah ke ruang tamu. Usulan Bagas untuk menanyai hal ini dengan Bu Ida sudah kami lakukan, namun nampaknya Bu Ida tidak ingin menjelaskan dengan detail dengan apa yang sudah terjadi. Mungkin ada beberapa privasi baginya yang tidak harus diketahui orang luar seperti kami. Sejak pertanyaan itu, Bu Ida juga lebih sering mengunjungi dan bermalam di rumah itu pula. Perasaan terlindungi juga ada, kehadiran Bu Ida cukup menyelamatkan kami dari suasana mencekam beberapa hari lalu.

Hingga akhirnya, kami berhasil menyelesaikan kegiatan KKN dan meninggalkan desa itu. Desa yang memiliki 1001 macam cerita, mulai dari tawa kebahagiaan dan juga tawa keanehan yang tiap malam terjadi. (AKF)

Posting Komentar

3 Komentar

  1. 👻 mantap min, aku waktu KKN pernah di tinggal sendirian di sekre, Untung ada lagu2 ost anime yg nemenin 😂

    BalasHapus
  2. Ditunggu part 3 min, soalnya ceritanya seruh bangets jadi pengen baca terus 😆

    BalasHapus