Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

10 TIPE MAHASISWA SAAT UAS (EUPHORIA DI RUANG UJIAN, BIKIN KANGEN)

Halo sobat Ilook! Masih stay at home kan? Harus dong yaa, jangan keluar dulu, tahan. Walaupun sudah H-10 menjelang lebaran, kalian jangan ngalur-ngidul ataupun berkeliling dulu ya. Khususnya nih untuk warga Bengkulu, yang sekarang sudah tercatat pasien Covid-19 nya cukup banyak.

Hmm, kalau mau beli baju lebaran bisa lewat online dulu deh, atau kalaupun enggak beli juga enggak apa-apa kok, hari lebaran yang baru tidak hanya bajunya, tapi diusahakan hatinya ya – baru dalam artian bisa lebih baik dan lebih meningkatkan ketaatan pada Allah SWT dihari nan Fitri.

Kalau dihitung-hitung nih, sudah berjalan 2 bulanan juga ya kita semua melakukan aktivitas #Dirumahaja. Termasuk para pelajar dan mahasiswa yang sampai saat ini masih berkutat sama tugas dan kelas online. Sudah pertengahan bulan Mei nih, baik pelajar ataupun mahasiswa biasanya akan melangsungkan ujian akhir (UAS) sebelum nanti akan libur panjang semester (tapi di situasi Covid begini, bukankah  liburan udah panjang banget kayak rel kereta api ?)

Ngomongin UAS, pasti ada banyak kisah nih. Pejuang toga pasti pada tahu euphorianya UAS di kelas yang tentunya akan berbeda dengan UAS kali ini yaitu via online. Hmm, kalau gitu simak yuk tipe-tipe mahasiswa saat ujian akhir, kamu termasuk tidak ya?

Sumber: kagama.co

1. Si Einsteins
Kenapa si Einsteins ya? Sudah jelas, tipe mahasiswa yang satu ini tidak perlu berlama-lama untuk mengumpulkan kertas ujian nya. Saat pengawas membagikan kertas ujian, tangannya akan langsung bergerak untuk mengisi setiap pertanyaan. Mahasiswa ini tidak akan membiarkan teman di posisi kiri-kanan atau depan-belakangnya mendapatkan celah untuk bisa memperoleh hasil jawaban.

Pelit? Hmm, bukan dalam artian pelit tetapi dia hanya tidak ingin usaha dan kerja kerasnya sia-sia hanya untuk berbagi di situasi yang tidak tepat. Bagi si Einsteins ini, tidak ada kata pertemanan di dalam ruang ujian.

“Cuy bagi dikit napa dah yang mau pake toga bukan cuma elu aja kali”
“sorry, orang tua gue cuma bayarin UKT gue dan bukan patungan buat bayarin elo juga” – PEDEEESSSS BANGET SI EINSTEINS (langsung bikin yang lain tutup mulut) atau nih
“SSSSSTTT! Cuyyy.. liat bentar napa dah sini nomer 3” – Si Einstein bakalan mengaktifkan mode silent di telinga nya, jadi enggak akan mempan deh!

Sumber: suryamalangtribunnews.com

2. Si Ibu Peri
Jangan khawatir, sesulit apapun yang kamu hadapi saat ujian pasti akan ada bala bantuan. Bagi kaum non teoritic dan lebih suka di lapangan enggak akan pernah nyentuh yang namanya buku catatan ataupun latihan-latihan tugas. Nyentuh sih, tapi sekedarnya aja, biar jadi syarat karena besok ada ujian – hehe. Nah, situasi genting bin kepepet itu biasanya akan turun seorang ibu peri untuk memberikan bantuan.

Situasi seperti ini terjadi di menit-menit terakhir sebelum pengawas memberikan aba-aba untuk mengumpulkan jawaban. Para ibu peri akan menjalankan aksi dengan perasaan “enggak enakan karena temen deket” -- Waduh, kalau inimah temennya yang keenakan Ibu Peri.

“Terima kasih Ibu Peri, jasamu tak akan tergantikan”
“Jasa memang boleh enggak terganti, tapi kalau ganti Bakso depan UNIB boleh lah ya”

Sumber: pngkit.com

3. Si SKS 
Sebenarnya tipe mahasiswa satu ini sudah sangat sering dibahas, yang namanya sistem kebut semalam sudah jadi metode paling digemari oleh mereka. Bukan hanya ujian, mereka sudah terbiasa untuk mengerjakan tugas ataupun laporan hingga tidak tidur dengan menggunakan sistem ini. 

Sumber: liputan6.com

Sebagian orang memang nyaman dengan SKS, mereka biasanya akan beralasan bahwa belajar dari jauh-jauh hari enggak akan mempan dan enggak akan nyangkut di otak. Jadi daripada cepat lupa, mending H-1 sebelum ujian.

Dan sebagiannya lagi tidak pernah bisa untuk ikut dalam SKS, karena hanya jadi beban dan tumpuk-menumpuk materi kuliah yang tidak hanya sebatas 1-2 slide saja. 

4. Si Penulis
Tidak perlu heran, kenapa harus disebut sebagai penulis. Jawabannya sudah pasti karena “yaaa suka nulis lah”. Si mahasiswa novelis ini akan menuangkan segala pemikirannya ke kertas jawaban, mereka cenderung tidak ingin ada satu kata pun yang salah, atau jawaban yang ditulis itu setidak punya nilai tambah untuk mendukung jawabannya. Kalaupun salah, tulisan lainnya bisa jadi pertimbangan dosen untuk dinilai. 

Si penulis ini memang gemar memanjang-manjangkan topik pertanyaan, jadi sering juga hanya sebatas memenuhi isian “biar enggak nyambung yang penting ada isinya”. Tapi salutnya, dengan kegemarannya yang bisa menghabiskan berlembar-lembar kertas ujian tambahan ke pengawas, mereka bisa mengintimidasi teman yang lain. Saking banyaknya, kadang bisa bikin teman lain panik “apa benar sebanyak itu jawabannya?” 

Boleh panjang, boleh banyak, padat, penuh full, seperti novel ataupun cerbung tapi tetap harus dalam konteks nya ya, jangan malah ngalur ngidul kemana-mana dan bikin dosen bingung untuk menilai hasil jawabannya. 

Sumber: psikologi.uma.ac.id

“Lo liat dah jawabannya si Agus panjang bener kayak lagi bikin biografi hidup”
“Iya, Tere Liye aja kalah tuh novelnya”

5. Si Casper
Tahu Casper kan? Hantu cilik genre kartun yang biasa ditonton sama anak-anak, dan jadi satu-satunya hantu paling baik diantara yang lain. Terus apa hubungannya sama mahasiswa saat ujian? Ada dong, beberapa diantara mahasiswa itu pasti ada yang berperan sebagai casper, alias “Ghaib”. Kok bisa ya?

Ya bisalah, kuliah enggak pernah, tugas tinggal titip (itu juga kalau inget punya tugas), sisanya mengandalkan teman-teman baik untuk bantuin ngisi absen, tapi pas ujian tiba-tiba muncul. Sampai teman-teman lupa, kalau ternyata si Casper ini masih ada di dunia (tetap ghaib) Ini jangan ditiru ya, kan sayang uang UKT yang dibayarin orang tua tapi ternyata malah enggak pernah masuk kuliah dan mendengarkan penjelasan dosen. Walaupun kamu yakin bahwa kamu mampu menjawab ujiannya, tetap saja harus mengikuti aturan perkuliahan ya. 


“Lah emang mahasiswa baru udah boleh ambil matkul semester 5 bro?”
“Maba dari mana sih Ujang! Itu si Agus, buta lo?”
“Hah? Agus? Lah, dari mana itu orangnya bisa sampai kesini?”
“Dari dunia lain” – sekelas mendadak hening, si Agus auranya horror

6. Si Kulkas Dua Pintu
Mahasiswa jenis kulkas dua pintu? Ada, dan itu si dingin yang susah banget buat ngeluarin suara emasnya. Mentok-mentok kalau ditanyain jawabannya cuma “Hmm, ya, enggak, aku enggak tahu, oh” – tapi dengan jawabannya yang singkat itu, tak sedikit orang terpukau karena si kulkas.

Sebagai teman sekelas, harusnya sudah bisa nebak isi otak si kulkas. Misalnya nih, kalau ditanya terus jawabannya “gue enggak tahu” artinya “gue tahu tapi enggak mau bilang ke elo” atau “enggak ngerti” artinya “gue ngerti tapi mau lihat lo usaha ngerjain dulu” atau yang paling dinginnya “hmm” artinya “jangan bacot lagi, gue mau ngerjain”

Tipe yang seperti ini sih, yang jadi lawan beratnya Einstein. Karena si kulkas talk less do more, diam-diam menghanyutkan, dia tidak perlu populer, tidak perlu adu bacot sana sini. Motto hidupnya “tidak ingin diganggu dan tidak akan mengganggu”

Sumber: kaskus.co.id

“Kalau nanti si Tuti nikah sama Ujang, anaknya bisa jadi dispenser tuh”
“Kok bisa cuy?”
“Ujangnya cool, Tutinya hot”

7. Si Cheater 
Ini paling parah, tipe mahasiswa seperti ini memang paling diwanti-wanti sama pengawas ujian. Biarpun punya beribu cara untuk menyelamatkan diri selama 1-2 jam diruang ujian, tetap saja hal itu tidak menjadi sebuah kebanggaan. Usaha sih, tapi ya usaha buat nyontek.

Masuk kuliah tiap hari, ngerjain tugas terus, tapi saat ujian hanya mengandalkan contekan. Hmmm, jangan jadi mahasiswa instant yaa. Biar kata hanya untuk menjalani kebahagiaan di dunia tetap saja tidak diperbolehkan, kecurangan itu benar-benar tidak diizinkan dan berefek besar bagi mahasiswa lain yang hampir sekarat karena belajar untuk ujian. 

Sumber: shareallstories.blogspot.com

“Lo beneran bakal ngandelin kertas kecil lo itu?”
“kapan lagi sih, bisa nikmati masa ujian yang kayak gini?”
“kata guru ngaji gue dulu, biarpun kita bego seenggaknya jadi orang baik bro”

8. Si Center of Group
Dalam kelas pasti punya beberapa grup atau biasa disebut “geng-geng-an” gitulah ya, perkumpulan teman dari yang dekat dan paling dekat. Setiap grup pasti punya center atau pusatnya para anggota. Bisa jadi center saat ada tugas, center saat lagi makan bareng, center saat lagi ada kegiatan, bahkan center saat ujian (alias mahasiswa yang bisa diandalkan dalam ujian) Mirip seperti si Ibu Peri tapi lebih expert.

Bukan karena “perasaan enggak enakan ke temen” tapi lebih ke “setidaknya kalau gue gagal, gue enggak sendirian” baik jawaban benar atau salah, yang penting sama dan kompak. Motto hidupnya ya“teman seperjuangan dan senasib di nilai portal” bayangin aja dulu dapet nilai A, kali aja beneran.

“bos bilang nomor 4 itu A”
“sip, salurkan jawaban. Misi 8390 segera dilaksanakan”
“copy! Check Buaya Darat masuk, jawaban nomor 3 C”—pokoknya ikuti aliran Si Center, jangan yang lain

9. Si Santuy Yang Percaya Diri
Kalau Si Einsteins sudah pasti percaya diri karena sudah memiliki banyak bekal untuk ujian, si kulkas dua pintu juga percaya diri biarpun tidak terlihat dikalangan banya orang, kalau si cheater jangan ditanya deh, dia sudah pasti percaya sama kertas kecilnya itu dan sisanya berjuang dengan aksi di ruang ujian tanpa tertangkap oleh pengawas.

Sumber: pekanbaru.tribunnews.com

Tapi ada tipe lain yang bisa percaya diri loh! Mahasiswa dari kaum biasa-biasa saja, kualitas otak seimbang, dan bukan golongan debat ataupun tsudere. Kenapa? yaa percaya diri saja, dengan apapun yang sudah dilakukannya. Jiwa optimis yang sudah tertanam dalam diri membuatnya tak terbebani dengan pertanyaan di kertas ujian. Benar atau salah itu urusan belakang, yang jelas dia sudah berusaha tanpa harus berbuat kecurangan. Motto hidupnya “santuylah, gue sukses nanti enggak cuma dilihat dari nilai ujian dari dosen”

10. Si Pasrah
Terlepas dari semua tipe yang sudah dijelaskan di atas, ada satu tipe yang sangat tidak dianjurkan untuk diikuti. Si pasrah itu menunjukkan tidak adanya usaha apapun dari mahasiswa untuk bisa menemukan jawaban saat ujian. Belajar tidak, SKS tidak, bahkan berusaha untuk berpikir pun tidak. Hadir ujian hanya untuk mengisi absen agar dosen tahu jika dirinya mengikuti ujian. 

Sumber: brilio.net

Si pasrah hanya mengharapkan sebuah keajaiban, tidak mungkin. Keajaiban juga datang ketika kita sudah berusaha dengan keras, tidak asal datang saja. Alhasil yang dikerjakannya di ruang ujian hanya melamun, menghayal bebas, corat-coret kertas ujian, menganyunkan kaki, memainkan alat tulis, pokoknya kegiatan tidak berfaedah lainnya. Jadi, harusnya tidak perlu protes dong kalau nanti nilai di portalnya tidak bagus.

Nah, itu tadi 10 tipe mahasiswa saat ujian di ruangan. Selamat menempuh ujian akhir untuk semua mahasiswa/i Universitas Bengkulu. Jangan lupa belajar dan berdoa ya, semoga berhasil! (AKF)

Posting Komentar

1 Komentar