Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

PERAN MEDIA DALAM PEMBERITAAN COVID-19

Sumber: pixabay.com

Halo sobat Ilook! Bagaimana kabar #dirumahaja hari ini? Tentu baik ya dan masih semangat walaupun masih dalam masa karantina di rumah. Hari ini, Ilook Unib akan menyuguhkan tulisan baru dan tengah ramai dibicarakan khalayak seluruh dunia – wabah Covid-19 masih menjadi pemberitaan paling trending. Informasi terakhir didapat dari kompas.com bahwa jumlah positif corona sudah mencapai 2.273, semakin hari mengalami kenaikan. Jangan khawatir dan panik guys! Tetap jaga diri dan kesehatan kalian dan yang terpenting #dirumahaja ya!


Sumber: Redaksi Ilook

Lalu, bagaimana media menyikapi simpang siur dan gonjang ganjing pemberitaan ditengah situasi Covid-19 saat ini? Seberapa pentingkah peran media berita dalam kondisi seperti ini? Jika pertanyaan itu yang sering muncul di kepalamu, maka selamat! Karena sudah berani berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Kenapa? Ini dia alasannya :

Berita sejatinya adalah nafas kehidupan bagi masyarakat, sebab masyarakat dapat memperoleh informasi yang berguna dan bisa menjadi sebuah ikhtiar atau cara dalam menghadapi berbagai polemik yang ada. Terkait "seberapa penting nya" saya sependapat dengan bang Cikal Bintang Jurnalis 2016 dalam sebuah Forum GDO Beberapa waktu lalu yang menyatakan bahwa :


"Seberapa penting berita, adalah yang mempunyai dampak baik ke masyarakat"


Hal ini karena, peran media dalam mempublish sebuah pemberitaan bisa membuat dampak baik kepada publik ketika masyarakat dapat teredukasi dan memahami setiap informasi yang diberitakan. Bicara tentang seberapa penting nya suatu berita saat ini tentu lah tidak lengkap jika tanpa kita singgung dengan hal yang viral dan vital saat ini. Apalagi kalau bukan kasus pandemi akibat efek dari COVID-19.

Pemberitaan dapat terpecah menjadi penting dan tidak penting ketika dampaknya terhadap penerimaan masyarakat bisa kita lihat. Bagaimana menyadari bahwa berita menjadi penting disaat wabah seperti ini?

Hal ini bisa dilihat ketika pemberitaan masif dilakukan dalam konteks yang positif. Media selaku wadah untuk penyebaran berita sepatutnya bertanggung jawab untuk menyebarkan informasi bermanfaat seperti data yang valid, keterbukaan informasi dan juga edukasi dalam menghadapi situasi ini. Pemberitaan masif dan positif disini tentu saja bukan hal yang sensasional dan tidak penting. Misalnya dengan pemberitaan yang cenderung menyebabkan kepanikan.

Lalu, bagaimana caranya agar media selaku wadah dari peredaran berita bisa menjadi sesuatu yang penting di masyarakat alias bermanfaat? Ada 4 hal penting yang menjadi tugas media agar bisa memberikan berita yang "layak" dikategorikan penting bagi masyarakat dalam pembahasan Bang Cikal dari kanal YouTube Remotivi.


1. Media bertugas sebagai sumber informasi yang relevan dan dapat diandalkan
Sumber: mediaindonesia.com

Masyarakat atau publik saat ini tentu sangat bergantung dengan apa yang disampaikan oleh media terutama di masa wabah ini. Disinilah peran media untuk memberikan edukasi terkait pencegahan, penanganan dan segala hal terkait Covid-19 dapat disampaikan dengan jelas tanpa meramalkan hal-hal yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, dengan kata lain dapat diandalkan sebagai sumber informasi yang terpercaya oleh publik.

Berita sebagai sarana informasi dikala Covid-19, harus nya juga mampu mengontrol emosi pembacanya. Misalnya, ketika pemberitaan jumlah penyebaran Covid-19, cukuplah menyiarkan jumlah orang yang positif dan yang sembuh saja, sedangkan untuk korban meninggal tidak perlu dipublikasikan agar masyarakat tidak panik dan akhirnya menimbulkan dampak buruk di tengah masyarakat.


2. Memberikan  panduan dan mengedukasi publik
Sumber: ayobandung.com

Tidak jauh dengan pembahasan pertama tadi,  peran media dalam mengedukasi dan memberikan panduan terhadap masyarakat terkait menghadapi situasi saat ini, serta bermacam informasi seperti data jumlah pasien, daerah  rawan dan berbagai hal penting lain yang diperlukan tentu wajib diperhatikan dengan baik. Hal yang lebih harus diperhatikan lagi adalah untuk menghindari perilaku media dari mendorong stigma yang buruk kepada pasien atau hal yang sampai pada tahap sinofobia. Sekali lagi hal seperti ini haruslah diperhatikan demi menunjukkan eksistensi dari seberapa pentingnya berita.


3. Turut mengawasi peran pemerintah
Sumber: Instagram @alurnews_com

Hal ini menjadi pemberitaan yang dapat dianggap sangat-sangat penting dan tentunya menjadi hal yang ingin dipastikan oleh sebagian besar orang yang melek informasi. Seperti yang sama-sama kita ketahui bahwa pemerintah sebagai pemangku kebijakan tentu menjadi hal yang diharapkan masyarakat dapat menghasilkan kebijakan yang pro rakyat. Posisi ini bisa diisi dengan mengambil isu-isu yang bisa jadi kurang diperhatikan oleh pemerintah. Contohnya bisa dilihat dalam editorial koran tempo edisi 31 Maret 2020 berikut



4. Memverifikasi disinformasi
Sumber: ayosemarang.com

Sudah menjadi rahasia umum bahwa masyarakat Indonesia yang sering di gelari dengan "+62" acap kali ditemui mudah atau sering menerima, bahkan tak jarang turut men-share hal yang sifatnya disinformasi atau hoax. Media selaku wadah dalam penyebaran berita kepada khalayak sudah sepatutnya untuk memverifikasi segala bentuk disinformasi agar masyarakat bisa menerima suguhan berita yang layak dianggap penting dan tidak menimbulkan keresahan dan kekacauan. Contohnya yang dilakukan oleh media berikut


Pada akhirnya setelah memahami 4 point yang menjadikan berita tersebut penting dan layak bagi masyarakat, maka sudah seharusnya pemberitaan yang disampaikan oleh media  bisa menjadi hal yang bermanfaat dan bernilai guna bagi masyarakat.

Nah, dengan berhasil memberikan pemberitaan yang penting inilah maka media berhasil menjawab pertanyaan masyarakat terkait seberapa pentingnya berita bagi kehidupan masyarakat terutama dalam menghadapi masa pandemi ini. (NL)

Posting Komentar

4 Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. suka banget ama tulisan ini.
    sekarang fungsi kita sebagai mahasiswa adalah menjadi penyaring info untuk menyelamatkan psikis orang sekitar

    karena virus itu sendiri sebenarnya adalah rasa takut kita

    semoga lekas lepas dari pandemi yg menyebalkan ini

    BalasHapus
  3. Media itu bisa mengendalikan semuanya. Mau masyarakat panik, waspada, acuh atau peduli, Semua itu tergantung media, bagaimana media mengemas dan memberikan konsumsi kepada publik.

    BalasHapus
  4. mencontoh media asing juga boleh jika itu positif, misalnya pemberitaan media jepang saat tertimpa bencana gempa, yang mereka siarkan atau sampaikan adalah bagaimana masyarakat jepang saling bergotong royong dalam membangun kembali rumah" mereka yang rusak, sehingga masyarakat lain yang menyaksikan ikut termotivasi . bukan kesedihan mereka yg di ekspos

    BalasHapus