Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

PENASARAN GIMANA EUPHORIANYA JADI ANAK JURUSAN KEHUTANAN?


Jurusan antimainstream yang enggak Cuma dipandang sebelah mata

Seringkali orang menanyai perihal studi dimana dan masuk jurusan apa, perbincangan dengan mahasiswa itu tak lepas dengan saling penasaran sama apa yang sudah dinikmatinya di bangku perkuliahannya.

 “Kuliah dimana?”

“di UNIB Jurusan Kehutanan?”

Anak Kehutanan pasti sudah tahu ekspresi wajah setiap orang disaat pertanyaannya dijawab. Mentok-mentok ya, paling tanya lagi karena penasaran kenapa sih harus kuliah di Jurusan Kehutanan. Kenapa tidak ambil Jurusan Ekonomi atau Hukum saja, lebih popular lho. Biasanya mahasiswa dan mahasiswinya banyak yang bening tuh! Terlintas dipikiran orang lain kalau kuliah di Jurusan Kehutanan itu nantinya masuk ke dalam hutan, panas-panasan (skincare dan make up ga laku dong), dan orangnya beringas pula. Eits! Tunggu dulu, jangan terlalu banyak menerka ya.. Begini nih, cerita dan banyak pengalaman jadi anak Kehutanan.

1.Tak kenal maka tak sayang. Hayo, familiar kan sama pepatah ini? Setiap awal masuk perkuliahan semua mahasiswa baru Jurusan Kehutanan wajib kenal dan hafal nama satu angkatannya.

Biasanya dalam setiap angkatan jumlahnya bisa sampai 100 mahasiswa atau bahkan lebih. Jurusan Kehutanan itu dikenal dengan rasa solidaritas dan kekompakannya, supaya lebih akrab setiap orang harus kenal sama angkatannya. Lucu dong, kalau teman satu jurusan sampai tidak kenal begitu? Jiwa korsa rimbawan itu harus ditanamkan sejak awal masuk kuliah. Gak heran kalau anak Kehutanan punya jiwa kesetiakawanannya yang tinggi. Nilai tambahnya, bahkan harus kenal sampai ke angkatan senior yang paling senior lho! Jadi akrab ke senior dan bisa sharing pengalaman dan ilmu, ga akan rugi deh kalau bisa kenal sama banyak seniornya.

2. Mental anak Kehutanan harus kuat! Gimana nih, pada kuat kan mentalnya? Mental harus lebih kuat dibandingkan waktu diputusin pacar atau dicuekin gebetan lho! Mahasiswa baru pasti kenal dong, sama yang namanya OSPEK? Nih, kalau mau masuk Kehutanan harus bisa beradaptasi sama hutan yaaa, adik-adik.



Senior  : “jawab dong kalau ditanya”

Maba   : “iyaaa kak”

Senior  : “lho tadi kan saya suruh diam!”

Maba   : “apes! Mirip lagu raisa – serba salah”

OSPEK anak Kehutanan memang dipandang mengerikan dimata orang lain, jangan salah persepsi yaa. Kehutanan memang keras, ini menjadikan kita sebagai anak Kehutanan untuk bisa lebih tangguh dan kuat di alam bebas.

3. Resmi menjadi mahasiswa Kehutanan, ini dia yang paling ditunggu dari asyiknya menjadi anak Kehutanan. Laporan semalam suntuk, pantang tidur sebelum kertas bekas dengan tulisan tangan yang pakai tinta biru sampai di meja Co-Assistant praktikum. Motto anak Kehutanan : “ lebih baik tidak tidur dari pada harus mengulang tahun depan”


“laporan dikumpulkan besok pagi, telat tiap menit pengurangan nilai berjalan ya!”
  


Karena anak Kehutanan enggak cuma belajar teori tapi juga harus praktikum ke lapangan. Tugas dan laporan yang menumpuk di setiap minggunya itu mengharuskan banyak mahasiswa yang masih memakai metode kebut semalam. Tidak heran kalau banyak yang menganggap itu seperti sudah jadi passionnya anak Kehutanan. Bagi anak Kehutanan sendiri, “ga seru kalau belum sampai mepet kayak gini” euphoria mengerjakan laporan disaat besok pagi sudah harus dikumpulkan itu memang berbeda. Eits! Tapi anak Kehutanan jangan segan membantah yaa, seandainya dikatain “makanya belajar! Makanya dikerjakan duluan, disuruh ngerjain laporan malah mabar” Penjelasannya, tugas dan laporan praktikum di Kehutanan itu ibarat “mati satu tumbuh seribu” gak habis-habis. Selesai satu, yang datang dua. Wajar memang kalau tak sedikit mahasiswa yang mengeluh minta dikurangi beban laporannya.

“ngumpulnya boleh 2 hari lagi gak kak?”

“kak, nanti di anter ke kosan aja ya”

“kak punya ku belum selesai, aku belum dapet data nya”

INGAT! Poin penting jadi anak Kehutanan : “kuat ga kuat ya harus kuat!”

Uniknya, laporan anak Kehutanan tidak boleh diketik, harus ditulis pakai tangan, jangan lupa harus dengan tinta warna biru. Bukan berarti anak Kehutanan gaptek yaa, ini sebagai salah satu cara bagaimana bisa menghargai arti sebuah perjuangan.

Sebagai anak Kehutanan yang peduli lingkungan, anak Kehutanan juga meminimalisir pengerjaan laporan dengan menggunakan kertas bekas yang di halaman belakangnya masih bisa dituliskan.

“woy, yang punya kertas bekas hibahkan ke anak Kehutanan ya!”

4. Gerai outdoor jadi tempat favorit anak Kehutanan sebelum siap masuk ke dalam hutan.

Gak afdol kalau belum singgah ke gerai outdoor untuk membeli persiapan sebelum masuk ke dalam hutan. Menabung dan irit makan hanya untuk beli perlengkapan ke hutan.  

“bro, pulang nge-camp numpang makan dirumah ya”

“mau jadi pembokat berapa hari?”

“biasa, baru beli sepatu tracking nih. Bangkrut”
  



5. Galau dikit, pamitnya hiking. Biarpun capek, asal gak galau lagi deh. Hobinya anak Kehutanan, kalau enggak ngopi ya hiking dong. Setiap orang punya list untuk bisa sampai ke puncak yang diinginkan.

“hari ini ke Bukit Kaba dulu”

“besok ke Marapi”

“minggu depan ke Mahameru”

“bulan depan di Rinjani deh”
  


 6. “Gondrong dulu lah, kalau sudah dekat wisuda baru potong” sering lihat kan bagaimana penampilan anak Kehutanan kalau sudah di kampus. Gak sedikit orang yang bilang penampilannya awut-awutan dan bikin risih di penglihatan. Eitts! Don’t judge by the cover yaaa..

Bagi cowok-cowok gondrong pasti punya filosofinya sendiri deh

“gondrong dulu lah, kalau ga gondrong disangka anak FK”

“nongkrong, ngopi, main gitar, belum lengkap kalau enggak gondrong nih”

“mbak? Boleh numpang tanya?” Tidak sedikit yang mengira kalau cowok-cowok gondrong adalah oknum mbak-mbak yang sering kena tipu ketika balik badan.



7.Jarang ngerasain AC, seringnya angin alam. Anak Kehutanan itu selain teori di kelas juga kuliah lapangan. Tadinya mengantuk kalau indoor, setelah di outdoor langsung semangat lagi deh! Karena banyak kegiatan di lapangan semua anak Kehutanan harus fit terus ya!

Mau cuaca panas atau hujan, tetep aja dijabanin sama anak Kehutanan. Mau tanggal merah atau enggak juga pasti ada aja praktikum yang dijalankan. Saking padat dan sibuknya jadi anak Kehutanan, mereka biasanya pada minta untuk dibuatkan satu hari lagi selain dari hari Senin hingga Minggu. Memang anak Kehutanan itu “NO HOLIDAY NO CRY


 

8.Setiap ada event kampus mesti rame! Biar dikata belum mandi, dan kosan belum beres demi mendukung tim sepak bola Kehutanan harus rame! Kalah menang urusan belakang, yang penting “RAME”

Jiwa korsamu adalah jiwa yang sudah melekat tertanam dihatimu. Setia kawanan itu penting, ingat suka dan duka bersama, ingat dengan gerbang awal yang sama-sama masuk, lalu keluar yaaa (ga janji deh bisa barengan hehe).


9. Minder dan merasa terintimidasi kalau sering diejekin atau bahkan jadi bahan bully-an anak-anak lain tentang dirimu yang seorang anak Kehutanan

“masuk ke hutan waktu keluar jadi apa?”

“AUUOOOOOO!! Awas orang utan mau lewat”

“enggak takut poh, masuk hutan. Kalau nanti bertemu harimau bagaimana?”

Tunggu dulu! Minder? Oh, NO! Terintimidasi? Tentu tidak! Jurusan Kehutanan adalah jurusan paling antimainstream! Disaat semua orang mengabaikan alam dan seisinya, anak Kehutanan lah yang siap untuk berada di garis terdepan memimpin yang lain untuk menjaga alam dan seisinya. Anak Kehutanan, gak kalah penting dari anak di jurusan lainnya. Kalau di rumah sakit ada dokter manusia, di hutan ada dokter tumbuhan. Hayoo, “tumbuhan aja disayang apalagi manusia” (eaaaa)

Sebagai pejuang lingkungan, kamu memang patut dibanggakan! Seorang anak Kehutanan memang selalu mengedepankan 9 nilai dasar rimbawan. Selalu ingat motto dari anak Kehutanan : “Jaya di Rimba, Wibawa di Kota


 

10. Jika merasa lelah dan ingin keluar dari Kehutanan, STOP! Jangan biarkan perjuanganmu berhenti di tengah jalan. INGAT! Masuknya dirimu dan menjadi anak Kehutanan adalah hal yang patut di PERJUANGKAN, hingga akhirnya gelar mu melengkapi namamu.

Meskipun tak sedikit orang yang harus berhenti dengan berbagai alasan dari Jurusan Kehutanan, jadikanlah sebagai motivasimu untuk lebih giat dan lebih berani menapakan langkahmu menuju gerbang akhir. Kalau merasa dirimu sudah lelah dan capek, jangan sampai menyerah. Keberhasilan memang tidak afdol tanpa kegagalan, disaat kamu merasa gagal jangan coba-coba untuk katakan “I’m quit!” tapi coba untuk lebih dihaluskan lagi dengan “let me take rest

“santai gan, ngopi dulu”

“jangan stress lah, nanti coba lagi”

“capek bang, tahun depan mau ikut SBM lagi aja”

Biasakanlah dirimu untuk menjadi anak Kehutanan dari generasi millennial yang tak gentar dan kuat menghadapi ribuan tantangan. Menjadi anak Kehutanan adalah pilihanmu! Jangan ragu dan terus semangat! Buktikan bahwa kamu berada dalam naungan Jurusan Kehutanan yang tidak kalah dari jurusan lainnya. Sukses terus Rimbawan Indonesia.

Nb: gambar yang ada diambil dari instagram mahasiswa/i Kehutanan UNIB a/n:
@tarantula17_
@kehutanan15unib
@cristoversiallagan
@triwidyasari05
@hijrah_pra_yuda
@zrulnop
(Akf)

Posting Komentar

8 Komentar