Halo, sobat Ilook!
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita menjumpai berbagai informasi yang belum tentu benar, termasuk dalam dunia pendidikan. Pernah dengar anggapan bahwa “Belajar itu harus di sekolah!”? Atau “Pendidikan Non-Formal hanya pelengkap!”? Eits, jangan langsung percaya dulu! Banyak sekali mitos seputar pendidikan Non-Formal yang beredar di masyarakat tanpa dasar yang jelas.
Banyak yang mengira lulusan Prodi Pendidikan Non-Formal (PNF) hanya bisa menjadi guru di sekolah. Namun, faktanya, lulusan PNF memiliki peluang karier yang sangat luas. Lulusan PNF dapat bekerja di LSM, lembaga pelatihan, hingga dinas sosial. Ini membuktikan bahwa PNF bukan sekadar “Alternatif” dari pendidikan formal guys, melainkan bidang yang strategis dalam pembangunan masyarakat.
Nah, teman-teman, kemarin mimin sempat mewawancarai salah satu teman kita yang berkuliah di Prodi Pendidikan Non-Formal nih, agar kita bisa lebih tau bagaimana sedikit banyaknya pengalaman teman kita saat berkuliah di Prodi Pendidikan Non-Formal nih!
Sebelum masuk lebih dalam kita perlu tahu sistem pendidikan itu ada 3.
1. Pendidikan Formal, pendidikan formal itu pendidikan yang kita dapati dibangku sekolah sampai ke bangku perkuliahan
2. Pendidikan Informal, pendidikan informal pendidikan yang kita dapati di keluarga pada saat kita kecil kita dapat pendidikan dari ayah sama ibu (Orang tua) sedangkan,
3. Pendidikan Non-Formal, pendidikan nonformal itu pendidikan masyarakat (Pendidikan paket a, paket b, paket c), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKMB), Informasi dan Komunikasi Publik (IKP)
Berkenalan Sedikit sama PNF UNIB
Program Studi Pendidikan Non-Formal merupakan salah satu program studi yang berada dalam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu didirikan secara resmi pada tahun 1982 berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud No.17 Tahun 1982
Fakta atau Mitos di Pendidikan Non Formal
1. Mitos atau Fakta Kalau Pendidikan Non Formal Tidak Punya Standar Kurikulum Yang Jelas?
Mitos: Anggapan bahwa pendidikan nonformal tidak memiliki standar kurikulum yang jelas adalah mitos.
Faktanya, pendidikan nonformal di Indonesia juga memiliki standar dan kurikulum, meskipun mungkin berbeda dalam format dan implementasinya dibandingkan dengan pendidikan formal. Terdapat Dasar Hukum Pendidikan Nonformal: Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional secara jelas mengakui jalur pendidikan nonformal dan menyatakan bahwa pendidikan nonformal dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Ini mengimplikasikan adanya suatu bentuk kurikulum atau acuan pembelajaran.
Faktanya salah satu ciri khas pendidikan nonformal adalah fleksibilitas kurikulumnya. Kurikulum program-program nonformal seringkali dirancang untuk menjawab kebutuhan spesifik peserta didik. Ini berarti kurikulumnya bisa lebih kontekstual dan praktis. Meskipun fleksibel, bukan berarti tidak ada acuan. Lembaga pendidikan nonformal biasanya memiliki rencana pembelajaran, materi ajar, dan metode evaluasi yang jelas sesuai dengan tujuan program.
2. Mitos atau Fakta: Pendidikan Non Formal Hanya Berkaitan dengan Pelatihan Keterampilan Teknis?
Mitos: Faktanya, pendidikan nonformal memiliki spektrum yang jauh lebih luas dan mencakup berbagai jenis program pembelajaran di luar jalur pendidikan formal
Pendidikan nonformal meliputi berbagai macam program yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Ini termasuk:
Pelatihan Keterampilan Teknis (Vocational Training): seperti kursus otomotif, las, menjahit, tata rias, dan lain-lain.
Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education): seperti keterampilan komunikasi, kewirausahaan, pengelolaan keuangan, dan kesehatan.
Pendidikan Kesetaraan: Program seperti Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP), dan Paket C (setara SMA) memberikan kesempatan bagi mereka yang tidak sempat menyelesaikan pendidikan formal untuk mendapatkan ijazah yang diakui.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Nonformal: Kelompok bermain, taman penitipan anak, dan satuan PAUD sejenis lainnya termasuk dalam ranah pendidikan nonformal.
Pendidikan Keagamaan Nonformal: Madrasah Diniyah, pesantren, dan program pendidikan keagamaan lainnya di luar sistem formal.
Pendidikan Orang Dewasa: Berbagai program pembelajaran yang dirancang khusus untuk orang dewasa dengan berbagai tujuan belajar.
Lulusan Pendidikan Non Formal (PNF) Sulit Bersaing di Dunia Kerja?
Dari hasil wawancara mimin tempo hari, pendapat bahwa lulusan pendidikan nonformal sulit bersaing di dunia kerja itu tidak benar. Lulusan pendidikan nonformal bisa bersaing di dunia kerja karena Pendidikan nonformal fokus pada pengembangan keahlian dan keterampilan yang sangat spesifik dan relevan dengan kebutuhan industri tertentu. Lulusan dengan keahlian yang dicari dan terbukti kompeten akan sangat berharga. Pendidikan nonformal lebih fleksibel dalam hal waktu dan metode pembelajaran, memungkinkan peserta untuk belajar sambil bekerja atau menyesuaikan dengan kebutuhan individu. Ini menunjukkan kemampuan adaptasi yang baik. Beberapa program pendidikan nonformal juga sangat erat kaitannya dengan perkembangan industri terkini dan menawarkan keterampilan yang sangat dibutuhkan, bahkan mungkin lebih spesifik daripada yang diajarkan di pendidikan formal.
Di era digital saat ini memungkinkan pendidikan nonformal untuk memanfaatkan platform online, aplikasi, dan berbagai sumber daya digital lainnya. Ini menghilangkan batasan geografis dan waktu, membuat pembelajaran menjadi lebih fleksibel dan dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.
Pendidikan nonformal melalui platform online dan sumber daya digital memungkinkan individu untuk terus belajar dan mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan karir dan minat mereka, tanpa terikat pada batasan usia atau jenjang pendidikan formal.
Pendidikan nonformal dapat memainkan peran penting dalam memberdayakan masyarakat untuk memanfaatkan teknologi digital secara positif dan produktif. Program-program literasi digital, pelatihan penggunaan platform online untuk bisnis kecil, atau pengembangan konten digital adalah contoh bagaimana pendidikan nonformal dapat berkontribusi di era digital.
Pengalaman Narasumber Selama Berkuliah di Program Studi Pendidikan Non Formal (PNF)
"Banyak sekali, yang paling berkesan banyak sekali selama belajar di Prodi Pendidikan Nonformal, tapi yang paling paling berkesan menurut saya adalah melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di sebuah desa di Bengkulu tengah, Melihat antusiasme dan semangat belajar orang dewasa di sana, itu benar-benar menyentuh hati. Rasanya ilmu yang kami pelajari di kampus jadi terasa sangat berarti dan bisa memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Pengabdian masyarakat kemarin saya bersama mahasiswa Pendidikan Nonformal dan Dosen Pendidikan Nonformal melaksanakan kegiatan memanfaatkan limbah pertanian kulit singkong diolah menjadi cemilan enak dan sehat."

0 Komentar