Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

[BEAUTIFUL TIME] Bagian 7

[BEAUTIFUL TIME]
Bagian 7


"Udahlah gue ga apa-apa El. Lebay banget sampe diperban segala"

"Dih gila lo, darahnya banyak begini gimana enggak diperban sih. Lagian lo ngapain sih pake acara jadi superheronya kucing segala"

"Yakan kasian El, makanya gue ambil"

Ikon ceroboh yang melekat erat dari seorang Keana memang tidak pernah lepas. Bisa-bisanya karena inisiatif malah kena sial. Berlagak menyelamatkan kucing yang kakinya terjepit malah kejatuhan runtuhan material gedung.

Apes, kasihan mana masih muda.

"Mestinya hati-hati juga dong, jadi superhero tapi nyelakain diri sendiri"

"Untung otak lu ga ke geser gara2 material yang jatuh kena kepala lo"

"Gini nih emang enggak cocok lu jadi suster ngomel mulu."

"Yee udah dibantuin bukannya makasih lu"

"Eh El jam berapa nih?"

"Dua belas"

"Gila ya lo?! Kenapa enggak bilang sih dari tadi?"

"Lah, kan lo sendiri yang pingsan sampai dua jam an? Dih geser beneran nih otaknya"

"Gue pingsan?! Hah?! El anterin gue ke rumah sakit sekarang. Ayooo!"

*

"Kak Dayu!" teriaknya mendekati Dayu yang masih diatas kursi roda, bersama Dika yang sudah berdiri dibelakang gadis itu. Pasti pemuda itu akan memarahi Keana habis-habisan. Atau jika perlu tak disisakan tulang belulang gadis itu.

"Wah makasih permen nya" ucap Dayu dengan sangat manis tanpa ada rasa kesal dan kecewa sedikitpun atas keterlambatan Keana.

"Harusnya dari awal lo ga perlu janji buat nemenin Dayu" celetuk Dika

"Dik, udahlah"

"Lo dari mana? Sengaja ninggalin Dayu?"

"Keana gak sejahat itu kali sama manusia!  Dia sendiri juga butuh pengobatan sebelum dateng kesini." Itu suara Elea, hampir lupa kalau sahabat Keana yang satu ini juga pandai berdebat.

"Keanaa kenapa?" tanya Dayu.

"Enggak, cuma kecelakaan kecil aja tadi di kampus"

"Kecelakaan kecil gimana? Kalau tadi lo gak cepet lari, habis tu kepala. Lo bisa lupa ingatan Ke!" omel Elea. "Jadi, please ya Kak Dika, jangan nyalahin Keana tanpa tahu kebenarannya dulu."

Dika diam. Keana merasa dirinya adalah biang dari masalah ini.

"Hmmm, Kak Dayu cepet sembuh ya. Udah ditemenin Kak Dika tuh jadi pasti bisa cepet pulang" ucapnya sambil berpamitan, mengajak Elea dengan cepat meninggalkan lokasi.

Memang salah, seharusnya Keana tidak coba-coba masuk dalam kisah dua orang itu.

*

20.00 WIB-- Dika dengan hoodie navynya, sambil membawa kantong kresek sudah berdiri di depann pintu rumah Keana.

Si pemilik rumah membukakan pintu, menatap heran pemuda itu yang malah menggaruk-garuk kepala bagian belakangnya.

"Kak Dika, mau ngapain?"

"Ngamen"

"Hah?"

"Keong lu? Nih gue gak disuruh duduk atau disuguhin minum gitu?"

"Ckk tamu apaan pake ngomel sama ngatur-ngatur begini"

"By the way gue gak sakit jadi gak perlu sampai dijengukin kayak gini"

"Siapa juga yang mau jengukin elu"

"Lah terus nih apaan? Susu roti segala pake di bawa-bawa"

"Buat makanan ikan cupang lu"

"Gue enggak melihara ikan cupang"

"Yaaaa buat apa kek, buat kura-kura, atau cicak-cicak di dinding"

"Dih apaan sih, lu nerveous ketemu gue?"

"Hah?"

"Keong lu?" Goda Keana balik

"Keee--"

"Lagian ya lu malem-malem dateng begini, dadakan juga, pasti belum dikonsepin kan? Lu juga belum GR dulu tadi"

"Gue dateng atas rasa kemanusiaan Ke"

"Bukan rasa yang lain?"

"Keee"

"Rasa suka gitu? Sayang? Perhatian kek? Atau apalah?" Keana tahan Keana tahan

Dika jadi bingung, gadis di hadapannya menjadi sedikit g-i-l-a.
Oh mungkin efek kejatuhan material gedung.

"Sorry, gue kebawa emosi"

"Kebawa jujur juga ya Ke"

"Hmmm?" Ada yang membeku tapi bukan es.

Posting Komentar

0 Komentar