Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

[BEAUTIFUL TIME] Bagian 5

[BEAUTIFUL TIME]

Bagian 5

"Nih" Dayu memberikan gelang tiga warna pada Dika yang saat itu sedang menyetir fokus ke depan melihat jalanan. Yang diberikan langsung memasangkan gelang tadi di pergelangan tangan kirinya. Keana dari kursi belakang tak dapat berkutik.

Pemandangan macam apa ini? Jadi dia benar-benar cuma jadi kambing congek?

Mobil Dika terhenti di depan sebuah rumah minimalis dengan pagar berwarna mocca perpaduan aesthethic zaman sekarang. Mereka lebih dulu sampai di rumah Dayu.

"Duluan ya Ke"

"Oh, iya Kak Dayu"

"Dik,anter Keana sampai rumah. Awas lo macem-macem" ancam Dayu dan Dika hanya mengacungkan jempol.

Dayu selesai berpamitan, ia langsung masuk ke dalam rumah tanpa menunggu mobil Dika melaju lagi.

"Psst! Gue bukan supir kalau lo masih inget"

"Ha?" Keana kaget

"Gue.bukan.supir" ucap Dika penuh penekanan, Keana yang sadar langsung pindah posisi duduk di depan di sebelah Dika.

Keana.duduk.di.sebelah.Dika.
Wow!

Mereka kembali melanjutkan perjalanan dan tetap merasa asing. Yang bikin suasana sedikit lebih ramai adalah suara ocehan penyiar radio sore ini sambil membacakan salam-salam dari pendengar, lalu memutarkan lagu andalan yang sedang trend bulan ini.

"Cakep ya gelangnya" celetuk Keana sekilas memperhatikan gelang 3 warna pemberian Dayu untuk Dika tadi.

"Namanya Tridatu, orang Hindu biasa pakai ini"

Orang.Hindu.Biasa.Pakai.Ini. Keana langsung diam. Harapanya langsung runtuh begitu saja, teringat bahwa pria disebelahnya itu adalah orang yang sulit untuk digapai. Karena memang semuanya kembali lagi pada statement long different religionship.

"Kak Dika udah lama ya pacaran sama Kak Dayu?" bisa-bisanya mulut bodohnya itu keceplosan.

Dika spontan menginjakkan pedal rem atas pertanyaan tadi.

"Kak Dika--" teriak Keana yang ikut terkejut dengan tindakan Dika. Tangan pria itu dengan cepat menangkap dahi Keana yang terdorong ke depan, mencegah itu terjadi agar tidak bersentuhan dengan dashboard mobil.

"Sorry. Sorry--" ucap Dika.

"Ada yang ketabrak ya?" tanya Keana polos.

"Ckck" balas Dika hanya dengan decakan. Pria itu kembali fokus menyetir.

"Udah lama banget ya kak? Akrab banget gitu soalnya, cocok sih. Satunya dingin satunya anget"

"Dispenser maksud lo?"

"Hehe sensi amat kayak masker"

"Dayu itu lagi sakit. Gue sama Dayu kenal dari SMA"

"Sakit apaan?"

"Leukimia"

"Hah??? Bisa bisanya lagi sakit tapi masih sempat ngurusin orang sakit? Gimana ceritanya sih!"

"Berisik Ke"

"Yaa, yaa masih gak percaya aja sih. Leukimia itu bukan penyakit abal-abal. Tapi kok bisa--"

"Dayu memang sengaja ngincer kedokteran biar bisa nyembuhin dirinya sendiri"

"Pantes yaa Kak Dika mau sama Kak Dayu, udah cakep, mandiri, pinter, cer--"

"Ck apaan sih?"

"Ya kali Kak Dika nyesel pacaran sama Kak Dayu"

"Ke!" Keana agak kaget, intonasi suara Dika berubah. "Gue sama Dayu, gak pacaran"

Gue. Sama. Dayu. Gak. Pacaran.
Keana memegangi perutnya, seolah banyak kupu-kupi bertebaran. Pernyataan Dika tadi seperti ada celah untuk Keana.

Eh.

Keana suka lupa diri memang.
Padahal kalau gak pacaran masih ada teman tapi mesra atau teman tapi menikah lho!

Atau

Memang saling suka cuma gak punya hubungan resmi aja.

"Hahahaha, ngaco deh. Gak ada yang namanya hubungan pertemanan antara cewek sama cowok" ungkap Keana percaya diri

"Ada" Dika langsung merespon, Keana menaikkan alisnya.

"Gue sama lo temenan kan?"

JEDER!

Dari kupu-kupu yang berterbaran tadi langsung disambut gemuruh pedih dalam hati.

Posting Komentar

0 Komentar