Berbeda, Tetap Keluarga
(Short Story KKN Bersama 2019)
oleh : Parsinggih
Halo
sobat Ilook! Menunggu #newnormal, Ilook website akan terus menghujani kalian
dengan berbagai tulisan baru. Nah, kali ini, Ilook akan berikan short story
baru lagi lho, cerita pengalaman dari teman kita. Setelah KKN Kebangsaan, kita
ada cerita KKN Bersama nih! Mau tahu gimana keseruan ceritanya? Langsung deh
scrolling ke bawah.
Kisah
ini dimulai sejak tanggal 15 Juli - 19 Agustus 2019 di Nagori (Desa)
Sirube-Rube Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalunggun Sumatera Utara.
Dimana sebuah hal berharga kembali hinggap dalam memori hidupku bersama sahabat
hebat Mahasiswa Indonesia. Kami berjumlah lima belas Mahasiswa KKN Bersama BKS
PTN Barat Indonesia 2019 dari sembilan Universitas ternama di Indonesia.
Saya Parsinggih artis
Sirube-rube teganteng sedunia versi anak SD plus ketua KKN (UNIB), Galang si
calon tentara (UI), Nasrun si maess (UNIMED), Uswa si chef wortel (UTU Aceh),
Fanny pencinta lagu koplo dan Herfran (UNRI), Sabar si mamak beti (UBB), Rohmad
penunggu WC (UIN Syarif Jakarta), Nafa si anak biologi (ANDALAS), Indah si
Kesadaran ajalah, Hadi fotografer andalan Sirube-rube, Putri tukang merepet,
Wandra si tukang bucin, Johnson asisten mamang galon dan Hafizh wakil ketua
terbaik tapi jomblo (USU).
Awal
yang kurang akrab membuat suasana sedikit berjarak, wajar saja belum pernah
ketemu dan hanya sebatas video call plus rapat online. Namun, seiring
berputarnya jarum jam semua menjadi keluarga. Pembagian tugas dan struktur
mulai dilaksanakan, meski demikian hambatan selalu ada. Menghadapi para
perangkat nagori tidaklah mudah, perlu mental dan keberanian. Pertama kali
berdiskusi kami kaget dengan suara ngegas ala batak Simalunggun. Tapi semakin
lama kami tahu bahwa biarpun ngegas tapi hati baik dan tulus.
KKN tak lepas dari
virus mematikan hati. Virus kebucinan menginfeksi anak biologi dengan tukang
bucin. Bak perangko lengket tiap hari kesana kemari, tapi selalu positif dan
profesional. Timbulnya band baru dengan konser setiap malam menjadi momok
hangat bagi kami, suara merdu tapi sedikit menjijikan dengan suara ngorok.
Sebelum tidur tidak lupa tontonan kelas make-up digelar dengan pemanasan kartu
remi, bukan judi tapi setiap yang kalah bakalan dicoret mengunakan lipstik dan
kopi sampai cemong amburadul macam badut ancol
-Biar udah nguap-nguap tapi tetap
harus menang slurr-
Kelucuan
dan kebahagiaan tak lengkap tanpa bumbu kekecewan, rasa emosional, mau menang
sendiri dan ngambek. Dari hal izin keluar sekre lima gadis KKN kami yang tidak
saya setujui, berujung pada kekecewaan di hati mereka. Tidak bicara banyak,
raut wajah masam, selalu diam dikamar. Awalnya saya tidak paham, namun malam
itu saya putuskan untuk rapat besar. Semua terbungkam tak mau bicara sampai
akhirnya saya buka forum untuk satu persatu berbicara dengan jujur tentang
semua yang telah terjadi baik program, sikap dan sifat antara kami. Ketika
semua bicara terbuka, malam itu menjadi malam pereretan bagi kami, karena sudah
terbuka diantara kami.
Meskipun daerah KKN kami mayoritas beragama
Kristen, tapi tidak mengurangi khidmat merayakan hari raya idul adha dikala
itu. Banyak hal yang dapat kita petik, belajar bertoleransi saling menjaga dan
menghormati untuk menjadi manusia yang manusiawi. Semua tentu berbuah hasil
yang baik, pada akhirnya menjadi kelompok kebanggaan dengan produk unggulan
JASTABE (Jahe Instan Sirube-rube) yang sekarang sudah di produksi secara massal
oleh kelompok PKK Nagori. Keberhasilan ini sebagai kewajiban kami membalas
segala bentuk dukungan program dari pihak Universitas kami, PEMPROV Sumatera
Utara, PEMKAB Simalungun yang telah memberikan dana, bekal pengetahuan serta
hal yang sangat berguna
Selain
itu diakhir masa KKN kami berwisata ke Danau toba, Bukit Indah Simarjarunjung,
Kebun Teh Bah Butong Sidamanik, Air Terjun Bah Biak Sidamanik, Vihara
Avalokitesvara, Kebun Binatang Pematang Siantar, Pulau Samosir, Sigale-Gale,
Aek Rangat, Air Terjun Efrata, Pantai Pasir Putih, dan khusus bagi delegasi Universitas
Bengkulu yang berjumlah lima orang kami melakukan liburan ke Jakarta selama dua
hari untuk berwisata di kota Jakarta.
Sesejuk
embun yang disinari mentari pagi terus menyejukan jiwa, meskipun kami berbeda
kami satu keluarga. Sampai sekarang komunikasi tetap terjalin diantara kami.
Sembilan Universitas, tiga agama, dan berbagai suku kami tetap keluarga. Inilah
my short story KKN Bersama BKS PTN Barat Indonesia 2019 penuh cerita suka dan
duka, namun penuh makna.
Semoga
setelah cerita ini, banyak cerita menarik lainnya yang bisa dibagi dan
dipublikasikan oleh Ilook website. Pepatah pernah mengatakan bahwa pengalaman
adalah guru terbaik, setiap rentetannya memberikan sebuah pembelajaran berarti
dan tak mudah untuk dilupakan. Selagi diberi kesempatan, ukirlah cerita indahmu
agar menjadi kisah kenangan yang luar biasa di masa depan kelak.
Nah, cerita dari
Parsinggih tentu membuat kita semua jadi ingin ikut KKN Bersama juga ya
teman-teman.. Tenang jika ada waktunya nanti kita bisa ikutan juga lho! Doakan
nih si Covid19 pergi jauh-jauh. Oh iya, ditunggu yaaa kisah kasih KKN
Mandirinya.. Ilook website siap mengemasnya dengan baik. (PAR)
0 Komentar