Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

[BEAUTIFUL TIME] Bagian 4

[BEAUTIFUL TIME]

Bagian 4


Berkat kedua satpam gedung serbaguna tadi, Keana kini berhasil duduk diatas jok motor taksirannya itu. Gambaran situasi saat ini memang canggung luarbiasa. Keana yang harusnya histeris seperti orang kesurupan malah menciut bersembunyi di balik punggung pria itu. Dika juga fokus saja berkendara, padahal kalau orasi di depan massa lancar jaya.

"Rumah lo--" Dika bersuara

"Eh itu yang diujung Kak" tunjuk Keana dibalas anggukan saja oleh Dika.

Motornya berhenti tepat didepan rumah Keana. "Kok cepet banget sih nyampenya" Keana menggerutu, Dika spontan terkekeh.

"Masih mau jalan-jalan?" tanya Dika, Keana tersipu ketahuan tak terima kalau Dika harus pulang

"Eh? Ohh a-nu hmm eh"

"Jalan-jalannya besok aja ya, rame-rame bareng anak-anak yang lain. Sekarang simpen dulu tenaganya"

"Itu sih bukan jalan-jalan, emang mau demo turun ke jalan!" omel Keana dengan lancar.

"Ya bener, lo kan juga udah ikutan simulasi. Lo bukan cuma mau ikut2an doang kan? Bukan yang cuma mau pamer di instastories doang?"

"Heee?"

"Atau ikutan biar gue selametin lagi dari gas air mata?" Dika menunjukkan smirk.

"Jadi? Lo inget ya sama gue?" tanya Keana, Dika ny diam

"Kak Dikaaa, inget ya sama gue? Serius ingetttt?" Keana senang jika selama ini Dika mengenalinya.

"Gue pulang dulu ya" Dika buru-buru menghidupkan mesin motor berbalik menuju arah pulang.

*

Keana masih antusias dengan segala rentetan aksi yang diikutinya hari ini. Ikat kepala dan almamater tercinta masih terus melekat di dahi dan tubuhnya. Keana tetap semangat meski matahari sudah sangat terik.

"Lari!" perintah dikomandokan, semua mahasiswa heboh berhamburan menyelamatkan diri dari gas air mata.

Keana berusaha menjauhi diri, terhuyung-huyung dari kerumunan. Hingga akhirnya seseorang menarik tangannya dengan sigap, membawa gadis itu ke tempat yang lebih aman. Pria itu menariknya dengan omelan khas yang Keana sudah hafal diluar kepala.

"Lo emang bener-bener cuma pengen moment diselametin waktu lemparan gas air mata?" Itu Dika, si koordinator lapangan yang sudah memberikan pertolongannya untuk Keana. Gadis itu hanya tersenyum.

"Lo disini aja, gue mau ke depan" Dika beranjak pergi namun gadis itu menahan tangannya

"Jangan, bahaya!" Dika mengernyitkan dahi. "Kak Dika disini aja sampai situasi aman"

"Gue mau nemuin anak-anak--"

"Udah disini aja" Dengan tidak tahu dirinya, Keana tak melepaskan tangannya yang tertaut pada lengan Dika. Benar-benar menyuruh pria itu untuk tetap tinggal.

"Please bentar doang, biar gue dapet moment kayak pemeran utama di dalam novel"  monolognya.

*
Aksi selesai, semua massa dibubarkan. Kedua belah pihak sepakat untuk mengakhiri aksi. Keana beranjak dari posisinya yang sejak tadi berbaring. Gadis itu diungsikan ke tenda kesehatan sebagai pertolongan pertama. Mana mungkin Dika bisa beromantis ria disaat situasi sedang genting seperti tadi.

"Matanya udah enakan Ke?" salah satu tim medis yang bertugas menanyakan kondisi Keana saat ini. Nametag di seragamnya bertuliskan nama "Dayu". Keana hanya mengangguk, mengiyakan pertanyaakan Dayu tadi.

"Dayy-" itu Dika.

Kak Dika kenal sama Kakak medis ini?

Keana spontan penasaran.

Kok bisa sih?

"Eh Dik. Gimana udah selesai?" tanya Dayu.

"Iya udah beres semua, lo?" Dika balik nanya, dengan nada bicara yang bisa dibilang cukup friendly. Bahkan Keana sedikit ternganga menyadari intonasi ceria dari suara Dika itu gak sumbang-sumbang amat.

"Nih, tinggal nungguin satu pasien lagi" Dayu menoleh ke arah Keana membuat Dika jug langsung menatap gadis itu. Keana hanya bisa nyengir kuda.

"Keana pulang sama siapa?" itu Dayu yang nanya.

"Hmmm, sendiri" jawab Keana ragu

"Dik, kita anterin Keana aja ya. Kasian kalau pulang sendiri, mana tadi kena gas air mata." usul Dayu membuat Keana membulatkan mata.

Dayu sama Dika sudah sedekat apa sih sampai bisa seakrab ini.

Dika sohibnya Dayu?

Atau ada hubungan lain?

"Eng-- gak. Aku pulang sendiri aja Kak. Repot ntar kalau nganterin aku"

"Apaan sih Ke, gak repot kok. Iyakan Dik? Ayolah bareng"

"Aku udah pesen ojek online kok Kak--"

"Batalin" ucap Dika, Keana tersentak.

Cowok itu ngeluarin satu kata doang bisa bikin Keana langsung kicep.

Akhirnya Keana menyetujui penawaran Dayu dan disinilah Keana sebagai obat nyamuk diantara keduanya.

Posting Komentar

0 Komentar